Rabu, 29 Juni 2011

Tanggapan atas kesaksian Ibu Siti Khadijah

Written by: Anwar Ma’rufi

Bismillahirrahmannirrahim, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Tuhan seluruh alam, yang tidak beranak juga tidak diperanakan, Tuhan yang telah mengutus Nabi Muhammad saw untuk seluruh alam.

Prolog

Di sela-sela kesibukan mengerjakan tugas-tugas mata kuliah, seorang teman dari kota Jakarta yang beragama Kristen menyodorkan kepada saya sebuah video berdurasi kurang lebih 10 menit berisi kesaksian Ibu Siti Khatijah (saya singkat SK) yang telah pindah agama Kristen. Menurut pengakuannya, ia berasal dari organisasi Muhammadiah. Dari awal hingga akhir, saya amati secara seksama, dari caranya melafalkan bahasa arab dan ayat al-Quran, saya langsung berkesimpulan, jika benar dia awalnya muslimah dan masuk organisasi Muhammadiah, sejatinya dia adalah muslimah yang tidak paham bahasa Arab, tidak paham al-Quran dan tidak paham Islam. Kesimpulan ini akan saya jelaskan sambil menanggapi pernyataan-pernyataan Ibu Siti Khatijah berikut ini


Bukti Kenabian Muhammad saw

Dalam video tersebut, SK ditanya oleh seorang temannya, “Jika Muhammad adalah seorang Nabi terbesar dan teragung, kenapa tidak tertulis di Injil?” Pertanyaan ini lah awal dari pencarian kebenarannya, sehingga ia melabuhkan keyakinannya pada agama Kristen dengan berkesimpulan bahwa tidak ada tanda-tanda kenabian pada Muhammad.
Kesimpulannya itu diperoleh dengan cara mengkaji ulang Firman Allah kepada Nabi Musa dalam Kitab Ulangan /Deuteronomy pasal 18 ayat 18:
"Aku akan membangkitkan mereka seorang Nabi dari antara saudara-saudara mereka, seperti kepadamu, dan Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan berbicara kepada mereka semua bahawa Aku akan perintah dia."
Setelah mengkajinya, SK menyimpulkan bahwa ramalan ini ditujukan untuk Nabi Isa a.s. atau Yesus. ----Sebenarnya menarik untuk dikaji dari kesimpulan ini. Merujuk pada lafal “"Aku akan membangkitkan mereka SEORANG NABI dari antara saudara-saudara mereka, seperti kepadamu,” jika SK yakin bahwa ramalan ini ditujukan untuk Yesus maka konsekuensinya SK harus mengakui bahwa Yesus itu hanyalah Nabi, hanyalah manusia yang diutus Allah untuk menyampaikan risalah-Nya.----
Kembali ke permasalahan di atas, alasan kesimpulan Ibu SK itu, adalah (1) karena Nabi Musa dan Nabi Isa sama-sama dari bani Israil sedangkan Nabi Muhammad adalah keturunan Arab. Ini artinya, masih menurut SK, tidak ada hubungannya dengan Nabi Muhammad. (2) Nabi Musa dan Nabi Isa sama-sama lahir dalam suasana hendak dicari dan dibunuh. Kelahiran Nabi Musa hendak dibunuh oleh Raja Mesir sedangkan kelahiran Nabi Isa hendak dibunuh oleh Raja Heredos. Dan kedua pribadi itu (Nabi Musa dan Nabi Isa) ketika masih kanak-kanak tidak dibesarkan di negrinya sendiri. (3) Nabi Musa dan Nabi Isa sama-sama memiliki karya. Karya Nabi Musa adalah membebaskan bangsa Israil dari perbudakan bangsa mesir, sedangkan karya Nabi Isa adalah membebaskan manusia dari belenggu dosa. (4) Nabi Musa dan Nabi Isa sama-sama memiliki mukjizat sedangkan kemukjizatannya Nabi Muhammad, Ibu SK tidak mempercayainya.
Tanggapan saya, Ibu SK terlalu tergesa-gesa untuk mengambil sebuah kesimpulan dari ramalan Kitab Ulangan /Deuteronomy pasal 18 ayat 18 di atas. Kita tentunya sepakat bahwa Kitab Ulangan 18:18, adalah ramalan yang multitafsir, kalau dalam studi ilmu tafsir al-Quran dinamakan dengan ayat mutasyabihat (ayat yang cara penyebutan maknanya tidak dengan tegas/mengandung banyak kemungkinan arti). Kenapa kita namakan ramalan multitafsir, pasalnya dalam Kitab Ulangan di atas tidak menyebutkan nama secara khusus, semisal nama Yesus atau nama Nabi Muhammad saw. Bisa jadi, penafsiran Ibu SK itu benar dan mungkin juga salah.
DALAM KESIMPULAN POINT PERTAMA, jika Nabi Musa dan Nabi Isa sama-sama dari keturunan bangsa Israil, maka semua Nabi-nabi dari Alkitab yang datang setelah Nabi Musa seperti Sulaiman, Yesaya, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi, Yohanes Pembaptis (Yahya), akan memenuhi nubuatan ini kerana semua adalah orang Yahudi dan juga sebagai Nabi. Dalam mengambil kesimpulan, Ibu SK tidak meperhatikan kata-kata “dari antara saudara-saudara mereka,”. Jika ibu perhatika kata-kata tersebut, sebenarnya Nabi Muhammad juga dari antara saudara-saudara Nabi Musa. Arab adalah saudara orang Yahudi. Nabi Ibrahim mempunyai dua putra: Nabi Ismail dan Nabi Ishak. Orang-orang Arab adalah keturunan Nabi Ismail dan Yahudi adalah keturunan Nabi Ishak. Jadi Arab dan Yahudi sebenarnya adalah saudara.

DALAM POINT KEDUA, SK menyatakan bahwa Nabi Musa dan Nabi Isa sama-sama lahir dalam suasana hendak dicari dan dibunuh. Kelahiran Nabi Musa hendak dibunuh oleh Raja Mesir sedangkan kelahiran Nabi Isa hendak dibunuh oleh Raja Heredos. Dan kedua pribadi itu (Nabi Musa dan Nabi Isa) ketika masih kanak-kanak tidak dibesarkan di negrinya sendiri. Penafsiran persamaan seperti ini tepat adanya, jika faktanya memang demikian. Namun, boleh-boleh saja jika tafsir persamaannya adalah antara Nabi Musa dan Nabi Muhammad sama-sama mempunyai ayah dan ibu, sementara Yesus lahir secara ajaib tanpa adanya campur tangan laki-laki. Ada lagi bentuk tafsir persamaan lain, di antara Nabi Musa dan Nabi Muhammad pernah menikah dan mempunyai anak. Sedangkan Yesus menurut Alkitab tidak menikah dan tidak mempunyai anak.
DALAM POINT KETIGA, SK menyatakan bahwa Nabi Musa dan Nabi Isa sama-sama memiliki karya. Karya Nabi Musa adalah membebaskan bangsa Israil dari perbudakan bangsa mesir, sedangkan karya Nabi Isa adalah membebaskan manusia dari belenggu dosa. Menurut saya, karya Nabi Musa yang SK nyatakan itu terlalu dibuat-buat. Pernyataan SK itu bisa dimengerti karena menurut ajaran Kristen, kematian Yesus ditiang salib itu adalah sebuah drama penebusan dosa seluruh manusia. Namun benarkah anggapan ini, anggapan tentang drama penebusan dosa? Yang menjadi pertanyaan: “Pernahkah Yesus sebagai tokoh sentral mengajarkan penebusan dosa ?”

Di dalam Injil yang dikarang oleh Yohanes pasal 17:3, dikisahkan bahwa untuk memperoleh hidup yang kekal di dalam sorga, seseorang harus mengimani Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang benar dan mengimani Yesus sebagai utusannya, juga tidak disinggung sedikitpun harus meyakini Yesus terlahir sebagai penebus dosa dan juga adanya dosa warisan, begitupun juga dalam Injil karangan-karangan lainnya.

Ajaran dan doktrin penebusan dosa ini, nampaknya sebagai sinkritisme/gabungan dari ajaran orang-orang musyrik penyembah berhala dengan peristiwa penyaliban yang diyakini mereka sebagai penyaliban Yesus, di mana orang-orang musyrik telah mempunyai ajaran yang harus menyerahkan korban tebusan kepada dewa agar mereka selamat dari bencana alam dan mendapat berkah dari alam, kemudian mereka melihat sosok Yesus yang menurut informasi yang mereka terima Yesus telah mati di tiang salib, dan Yesus adalah orang suci yang tidak pernah berdosa dan tidak pernah menikah sehingga sosok Yesus adalah sosok yang paling pantas sebagai korban persembahan kepada dewa. Maka lahir ajaran baru ten-tang keselamatan manusia yang sama sekali tidak pernah diajarkan oleh Yesus. Maka tidak heran bila hari Natal umat Kristiani justru tepat pada hari kelahiran dewa matahari dan jauh dengan tanggal kelahiran Yesus.

Jika SK menganggap bahwa Nabi Isa atau Yesus mempunyai karya besar berupa mengeluarkan manusia dari belenggu dosa, maka Nabi Muhammad saw pun juga mempunyai karya besar berupa mengeluarkan manusia dari zaman kegelapan/keodohan menuju zaman terang benderang.

DALAM KESIMPULAN POINT KEEMPAT, SK menyatakan bahwa Nabi Musa dan Nabi Isa sama-sama memiliki mukjizat sedangkan kemukjizatannya Nabi Muhammad, Ibu SK tidak mempercayainya. Seperti yang saya bilang pada bagian prolog di atas, nampaknya SK ini tidak kenal Islam. Dia tidak membaca sejarah Nabi Muhammad dan pengakuan para sahabat-sahabatnya mengenai mukjizat Nabi Muhammad saw. Beliau mampu membelah bulan, makanan sedikit mampun membuat kenyang para sahabat, mengeluarkan air segar dari jerijinya, dll. Namun, inti dari mukjizatnya adalah al-Qur’an itu sendiri.
Mukjizat itu berasal dari bahasa Arab (معجزة) yang artinya mengalahkan musuh, sehingga musuh tersebut mengakui kehebatan seseorang itu sebagai Nabi atau utusan Allah. Dan telah nyata bahwa orang-orang non-muslim sudah mengakui kehebatan mukjizat Nabi Muhammad saw. Harry Gaylord Dorman dalam buku "Towards Understanding lslam", New York, 1948, p.3, berkata: "Kitab Qur'an ini adalah benar-benar sabda Tuhan yang didiktekan oleh Jibril, sempurna setiap hurufnya, dan merupakan suatu muk¬jizat yang tetap aktual hingga kini, untuk mem¬buktikan kebenarannya dan kebenaran Muhammad." Prof. H. A. R. Gibb dalam buku "Mohamma¬danism", London, 1953, p. 33, berkata seba¬gai berikut: "Nah, jika memang Qur'an itu hasil karyanya sendiri, maka orang lain dapat menandingi¬nya. Cobalah mereka mengarang sebuah ungkapan seperti itu. Kalau sampai mereka tidak sanggup dan boleh dikatakan mereka pasti tidak mampu, maka sewajarnyalah mereka menerima Qur'an sebagai bukti yang kuat tentang mukjizat." Dan lain sebagainya. Jadi kesimpulan SK bahwa Nabi Muhammad saw tidak mempunyai mukjizat itu salah besar. Itu menandakan bahwa dia tadinya seorang muslimah yang dungu, saya malah justru meragukan apakah benar tadinya dia itu seorang muslimah, jangan-jangan ia dusta.
Di dalam video tersebut, Ibu SK juga mengemukakan empat ciri-ciri seseorang dianggap Nabi. (1) ada nubuatnya (2) dinubuatkan (3) disaksikan oleh umum (4) ada mukjizatnya. Menurut Ibu SK, tidak ada tanda-tanda kenabian untuk Muhammad. Point pertama, saya tidak begitu paham apa maksudnya. Untuk point kedua sudah saya jelaskan bahwa ramalan tentang adanya kenabian setelah Nabi Musa itu multitafsir. Point ketiga, kenabian Muhammad juga telah disaksikan oleh masyarakat umum (bacalah sejarah Nabi Muhammad!). dan untuk point terakhir sudah saya terangkan secara singkat mengenai mukjizat Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad, Nabi yang ummi

Ibu SK, dalam video tersebut menolak al-Quran sebagai mukjizat. Alasannya tidak mungkin Allah mengutus seorang Rasul yang buta huruf. Yakni tidak bisa membaca dan menulis.
Jawaban kami, justru buta hurufnya Nabi Muhammad saw, menjadikan al-Quran itu suatu mukjizat. Ini membuktikan bahwa, isi kandungan al-Quran bukan rekayasa Nabi Muhammad, atau bukan tulisan Nabi Muhammad sendiri.
Nabi Muhammad sejak lahir sampai diangkat menjadi Nabi memang ditakdirkan tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis. Kemudian beliau mulai mampu membaca setelah diturunkannya wahyu yang pertama kali, surat al-‘Alaq ayat 1-5. Malaikat Jibril lah yang mengajarkan Nabi Muhammad mampu membaca al-Quran.
Dalam tradisi Islam, yang dimaksud dengan membaca al-Qur'an adalah membaca dari ingatan atau hafalan. Dan proses transmisinya dilakukan dengan cara mendiktekan al-Quran. Salah satu cara Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad adalah dengan mendiktekan al-Quran kepada beliau, baru kemudian Nabi Muhammad mengikuti bacaan tersebut.

Al-Quran Mengakui Ketuhanan Yesus?

Dan yang sangat menarik dari ceramah SK adalah mengambil dalil dari ayat al-Quran untuk melgitimasi ketuhanan Yesus. Di antaranya dalam surat az-Zukhruf ayat 61 yang:
“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (az-Zukhruf ayat 61)
Menurut SK, kata-kata “...dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” Membuktikan bahwa al-Quran telah mengiyakan ketuhanan Yesus. Menurut saya, ini adalah penafsiran yang serampangan. Yang dimaksud dengan jalan yang lurus itu adalah penyembahan dan ketaatan kepada Allah, ini sama artinya dengan penyerahan diri kepada Allah yang dinamakan ISLAM (penyerahan diri). Kita juga meyakini bahwa jalannya Nabi Isa itu juga lurus, karena dia menyerahkan diri kepada Allah dalam bentuk penghambaan dan ketaatan kepadanya. Jika para pengikutnya masih konsisten mengikuti jalan yang lurus itu, maka seharusnya mereka akan menyembah Allah semata, bukan menyembah Nabi Isa a.s. atau mereka sebut Yesus sang Tuhan Anak.
Selain ayat di atas, SK juga menggunakan surat ali Imran ayat 45:
“(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),” (surat ali Imran ayat 45)
SK memaknai kata-kata “…seorang terkemuka di dunia dan di akhirat” untuk melegalkan ketuhanan Yesus. Sungguh ini adalah penafsiran orang dungu. Penafsiran sederhananya begini, disitu ada kata-kata “...seorang...”, anak kecil saja akan tahu bahwa kata “seorang” itu untuk menunjukan bilangan yang khusus kepada manusia, bukan untuk Tuhan.
Jika SK masih konsisten mau mengkaji al-Quran, kenapa SK tidak membuka mata untuk membaca surat-surat yang lain:
“Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail” (az-Zukhruf ayat 59)
"Dan mereka berkata: 'Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak'. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat munqkar. Hampir-hampir lagit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yanq Pemurah mempunyai anak" (Surah Maryam 19:88-92)
Sesungguhnya, kafirlah orang-orang yang mengatakan, "Bahwasannya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa.... (Surat al-Maa’idah: 73)
Jadi konteks pembicaraan Islam tentang Nabi Isa adalah menguatkan kenabian Nabi Isa a.s. yang artinya bahwa beliau adalah seorang manusia yang diutus menjadi Nabi, sekaligus menolak anggapan bahwa Nabi Isa adalah Tuhan. Disini keraguan saya tentang asal-usul SK yang mengaku mantan muslimah makin kuat. SK tidak paham al-Quran, ia memakai al-Quran hanya untuk melegalkan kesesatannya sembari mencampakkan ayat-ayat lain yang secara tegas membantah ketuhanan Yesus.

Turunnya Nabi Isa a.s. ke dunia.

Dalam video tersebut, Ibu SK juga menyinggung masalah turunnya Nabi Isa. Menurutnya turunnya Nabi Isa itu akan menjadi hakim yang adil. Masih menurut anggapan Ibu SK, Nabi Isa kelak juga akan menghakimi Nabi Muhammad saw. Sunnguh ini adalah kebohongan yang nyata dan kedunguan yang membabi buta. Agar tidak ada salah pemahaman, saya cantumkan hadits lengkapnya berikut ini:
Abu Hurairah (ra) meriwayatkan bahwa Rasulullah (saw) bersabda, "Demi Zat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, putra Maryam benar-benar akan segera turun ke tengah-ketengah kamu sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, akan membunuh babi, dan akan menghapuskan jizyah. Harta saat itu akan melimpah sehingga tidak ada seorang pun yang akan menerimanya. Sehingga sujud satu kali saja kala itu jauh lebih baik dari dunia dan isinya". (HR Bukhari)
Abu Hurairah (ra) meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Tidak ada seorang nabi pun antara saya dan Isa. Sesungguhnya, dia akan turun ke bumi. Maka jika kalian melihatnya, kenalilah dia. Dia adalah seorang laki-laki dengan ukuran sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Dia memakai dua baju kuning terang. Kepalanya seakan-akan ada air yang mengalir walaupun sebenarnya ia tidak basah. Dia akan berperang melawan manusia untuk membela Islam. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapuskan jizyah. Allah akan menghapuskan semua agama di zamannya kecuali Islam. Isa akan menghancurkan Dajjal dan dia akan hidup di bumi selama empat puluh tahun dan kemudian dia meninggal. Kaum muslimin akan menyembahyangkan jenazahnya". (Abu Dawud)
Disitu ada kalimat “menghancurkan salib” dan menghapus ‘jizyah’ yang sengaja tidak diperhatikan oleh Ibu SK. Kalimat menghapus jizyah mengisyaratkan bahwa dia (Nabi Isa) tidak akan menerima umat Nasrani dan Yahudi yang memeluk agama selain agama Islam, dan kemudian dia akan mempersatukan seluruh umat yang beriman sebagai umat Islam. Hadist ini sampai pada derajat mutawatir. Hal itu berarti hadist tersebut diriwayatkan oleh banyak orang dari setiap generasi para sahabat yang tidak mungkin diragukan lagi otentisitasnya.
Jika Ibu SK masih konsisten menggunakan hadits ini, maka alasan kenapa diturunkan kembali ke bumi ini adalah untuk membenarkan kenabian Muhammad beserta ajarannya bahkan akan menghancurkan SALIB, menghancurkan semua agama kecuali ISLAM. Maksud hakim yang adil itu adalah akan menghakimi siapa saja yang mensekutukan Allah dengan yang lain dan menghakimi orang-orang yang merubah ajaran-ajaran Nabi-nabi terdahulu. Termasuk menghakimi umat Krsitiani.
Kenapa Nabi Muhammad masih dibacakan shalawat?
Ini adalah pertanyaan klasik yang muncul dari mereka yang kurang punya pemahaman dalam bahasa Arab khususnya dan ilmu Al-Quran pada umumnya.
Menurut Ahmad Sarwat Lc, padahal di dalam ilmu tafsir, yang disebut dengan ‘bershalawat’ itu maknanya banyak, tidak terbatas kepada doa semata. Karena itu di dalam Al-Quran Al-Karim kita menemukan adanya ayat yang menceritakan bahwa Allah SWT dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi SAW. Dan untuk itu umatnya pun diperintahkan untuk bershalawat kepada beliau juga. Firman Allah dalam surat al-Ahzab ayat 56:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (surat al-Ahzab ayat 56)
Dan apa maksud Allah SWT bershalawat kepada Nabi SAW? Apakah maknanya Allah berdoa kepada Nabi?
Tentu saja bukan. Mana mungkin Allah berdoa kepada nabi ciptaan-Nya sendiri. Tentu salah besar bila bershalawat di dalam ayat ini dimaknai dengan Allah berdoa. Yang dimaksud dengan Allah SWT bershalawat kepada Nabi adalah bahwa Allah SWT memberinya rahmat. Dan rahmat itu adalah kasih sayang yang selalu mendampingi beliau.
Sedangkan makna para malaikat bershalawat kepada nabi adalah memintakan ampunan. Meski pun yang dimintai ampunan sudah tidak punya dosa, lantaran para nabi adalah orang-orang yang makshum. Dan hal ini tidak perlu dipertanyakan, sebab Rasulullah SAW sendiri setiap hari meminta ampun kepada Allah SWT seratus kali. Ketika siti ‘Aisyah menanyakannya, beliau hanya menjawab, Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?
Sedangkan bila shalawat itu dari orang mukmin maka maknanya adalah doa supaya beliau diberi rahmat dan kasing sayang. Dan mendoakan seorang nabi tidak salah, karena salam yang kita sampaikan kepada orang yang bertemu dengan kita pun maknanya adalah doa. Kalimat Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh maknanya adalah ‘Semoga keselamatan terlimpah atasmu serta rahmat dan barkahnya.’.
Buat orang Islam, saling mendoakan satu sama lain adalah hal yang biasa dan telah menjadi syiar agama. Termasuk memberi salam kepada Rasulullah SAW dan bershalawat kepadanya.
Kalau kita mendoakan keselamatan dan kepada seseorang bukan berarti kita meyakjini bahwa dirinya ada dalam ketidak-selamatan. Doa keselamatan itu sama saja bila kita menyapa teman dengan mengatakan semoga Anda sekeluarga dalam keadaan sehat wal afiat. Apakah bila kita menyapa demikian berarti teman kita itu sekeluarga sedang dirawat di rumah sakit?
Tentu tidak, karena salam dan shalawat itu sifatnya syiar yang hidup di tengah sesama kita. Dan mendoakan keselamatan tidak berarti yang kita salami itu sedang sakit tidak bisa bangun.
Maka pertanyaan yang agak konyol ini sesungguhnya tidak perlu memusingkan kita. Sebab yang bertanya kurang memahami hakikat salam dan shalawat di dalam pergaulan umat Islam. Jadi banyak hal yang kurang masuk di logika dirinya.

Epilog

Demikian tanggapan atas kesaksian Ibu Siti Khadijah (mantan muslimah) yang mampu kita jawab. Sebenarnya, pertanyaan-pertanyaan yang Ibu Siti Khadijah kemukakan di atas sudah dijawab oleh ulama kita dengan apik dan argumentatif. Namun karena keengganan Ibu Siti Khadijah mendalami Islam, konsekuensi yang harus dia peroleh adalah keluar dari hidayah Allah berupa nikmatnya Iman dan Islam. Semoga ini menjadi sebuah pelajaran bagi semua saudara-saudaraku seagama agar lebih tekun lagi mendalami satu-satunya agama yang diridlai Allah swt, Islam.


Pengunjung